NAMA : DIAH RETNO WULANDARI
NPM : 11510953
KELAS : 3PA01
ANALISIS TRANSAKSIONAL
PENGANTAR
Pendiri dari terapi
transaksional adalah Eric Berne. Suatu model terapi kontemporer yang cenderung
ke arah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu
orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut
kelayakannya. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan
ego yang terpisah, yaitu : orang tua, orang dewasa, dan anak. Teori Berne
menggunakan beberapa kata utama, yaitu orang tua, orang dewasa, anak, putusan,
putusan ulang, permainan, skenario, pemerasan, dicampuri, pengabaian dan ciri
khas.
Analisis Transaksional
(AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi
individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. AT
berbeda dengan sebagian besar terapi lain karena merupakan suatu terapi
kontraktual dan desisional. AT melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien,
yang menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. AT juga berfokus pada
putusan-putusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien
untuk membuat putusan-putusan baru. AT menekankan aspek-aspek kogntif
rasional-behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga
klien akan mampu membuat keputusan-keputusan dan mengubah cara hidupnya. AT
berasumsi bahwa orang-orang bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berpikir
dan memutusakan untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-perasaannya.
KONSEP-KONSEP
UTAMA
Pandangan
tentang Sifat Manusia
AT berakar pada suatu
filsafat yang antideterministik serta menekankan bahwa manusia sanggup
melampaui pengondisian dan pemograman awal. AT berpijak pada asumsi-asumsi
bahwa orang-orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya dan bahwa
orang-orang mampu memilih dan memutuskan ulang. AT meletakkan kepercayaan pada
kesanggupan individu untuk tampil diluar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi
tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.
Haris (dalam Corey,
2009) sepakat bahwa manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak terbelenggu oleh
masa lampaunya. Terapis mengakui bahwa alasan mengapa seseorang berada dalam
terapi adaah karena dia ingin memasuki persengkongkolan dan memainkan permainan
dengan orang lain. Bagaimanapun, terapis tidak mendukung pengembangan hubungan
persengkongkolan dalam terapi.
Perwakilan-Perwakilan
Ego
AT adalah suatu sistem
terapi yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah
laku atau perwakilan ego yang terpisah, yaitu :
1. Orang
tua
Adalah bagian kepribadian yang
merupakan introyeksi dari orang tua atau dari subtitut orang tua. Jika ego
orang tua dialami kembali oleh kita, maka apa yang dibayangkan oleh kita adalah
perasaan-perasaan orang tua kita dalam suatu situasi, atau kita merasa dan
bertindak terhadap orang lain dengan cara yang sama dengan perasaan dan
tindakan orang tua kita terhadap diri kita. Ego orang tua berisi perintah “harus”
dan “semestinya”. Orang tua dalam diri kita bisa “orang tua pemelihara” atau
“orang tua pengritik”.
2. Ego
orang dewasa
Adalah pengolahan data dan
informasi yang merupakan bagian objektif dari kepribadian, juga menjadi bagian
dari kepribadian yang mengetahui apa yang sedang terjadi. Berdasarkan informasi
yang tersedia, ego orang dewasa menghasilkan pemecahan yang paling baik bagi
masalah orang tertentu.
3. Ego
anak
Berisi perasaan-perasaan,
dorongan-dorongan, dan tindakan-tindakan spontan. “Anak” yang ada dalam diri
kita berupa “Anak Alamiah”, “Profesor Cilik”, atau berupa “Anak yang
Disesuaikan”. Anak Alamiah adalah anak yang impulsif, tak terlatih, spontan dan
ekspresif. Profesor Cilik adalah kearifan yang asli dari seorang anak. Anak
yang disesuaikan menunjukkan suatu modifikasi dari Anak Alamiah.
Modifikasi-modifikasi dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman traumatik,
tuntutan-tuntutan, latihan, dan ketetapan-ketetapan tentang bagaimana caranya
memperoleh belaian.
Tujuan-Tujuan
Terapis
Tujuan dasar Analisis
Transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang
menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah dengan
mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah
dibatasi oleh putusan-putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan
terhadap cara-cara hidup yang mandul dan deterministik. Inti terapi adalah
menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang manipulatif dan oleh
skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang
ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban.
Harris (dalam Corey,
2009) tujuan AT adalah untuk membantu individu agar "memiliki kebebasan
memilih, kebebasan mengubah keinginan, kebebasan mengubah respon-respon
terhadap stimulus-stimulus yang lazim maupun yang baru". Pemulihan
berlandaskan pengetahuan tentang ego orang tua dan ego anak serta tentang
bagaimana kedua ego itu memasuki transaksi-transaksi sekarang. Tujuan
terapeutik dicapai dengan mengajarkan kepada klien dasar-dasar ego orang tua,
ego orang dewasa, dan ego anak.
Berne (dalam Corey,
2009) tujuan utama AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan
kembali tiga karakteristik, yaitu kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Selain
itu, menurut James dan Jongeward (dalam Corey, 2009) melihat pencapaian otonomi
sebagai tujuan utama AT, yang bagi mereka berarti "mengatur diri,
menentukan nasib sendiri, memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan dan
perasaan-perasaan sendiri, serta membuat pola-pola yang tidak relevan dan tidak
pantas bagi kehidupan di sini dan sekarang".
Fungsi
dan Peran Terapis
Harris (dalam Corey,
2009) melihat peran terapis sebagai seorang "guru, pelatih, dan narasumber
dengan penekanan kuat pada keterlibatan". Sebagai guru, terapis menerangkan
konsep-konsep seperti analisi struktural, analisis transaksional, analisis
skenario, dan analisis permainan. Terapis membantu klien menemukan
kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan yang meyebabkan klien membuat
putusan-putasan dini tertentu, memungut rencana-rencana hidup, dan
mengembangkan strategi-strategi yang telah dipertimbangkannya.
Sebagian besar teoris
AT menekankan pentingnya hubungan yang setaraf antara terapis dan klien dan
menunjuk kepada kontrak terapi sebagai bukti bahwa terapis dan klien adalah
pasangan dalam proses-proses terapi. Oleh karena itu, tugas terapis adalah
menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien dalam hubungannya dengan suatu
kontrak spesifik yang jelas yang diprakarsai oleh klien. Tugas terapis pada
dasarnya adalah membantu agar klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi
perubahan.
PENERAPAN
: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
Penerapan
pada Kelompok
Konsep-konsep dan
Analisi Transaksional cocok terutama untuk situasi-situasi kelompok. AT pada
mulanya direncanakan sebagai suatu bentuk treatment kelompok dan
prosedur-prosedur terapeutiknya memberikan hasil dalam setting kelompok.
Dalam setting kelompok, orang-orang bisa mengamati perubahan orang lain
yang memberikan kepada mereka model-model bagi peningkatan kebebasan memilih.
Interaksi dengan anggota-anggota kelompok lain memberikan kepada mereka
kesempatan-kesempatan yang luas untuk melaksanakan tugas-tugas dan memenuhi
kontrak. Transaksi-transaksi dalam kelompok memungkinkan para anggota mampu
meningkatkan keadaan, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Treatment
atas individu-individu dalam kelompok adalah memilih metode Analisis
Transaksional.
Prosedur-Prosedur
Terapeutik
Dalam praktek AT,
teknik-teknik dari berbagai sumber, terutama dari terapi Gestalt digunakan.
James dan Jongeward (dalam Corey, 2009) menggabungkan konsep-konsep dan
proses-proses AT dengan eksperimen-eksperimen Gestalt. Sebagian besar metode
dan proses terapeutik AT ini bisa diterapkan pada terapi individual maupun pada
terapi kelompok. Dengan pendekatan gabungan itu, ia mendemonstrasikan peluang
yang lebih besar untuk mencapai kesadaran diri dan otonomi. Bagaimanapun,
kelompok adalah wahana yang penting bagi perubahan pendidikan dari terapeutik
dalam praktek AT.
Sumber : Sumber : Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar