Minggu, 17 Maret 2013

TEORI PSIKOANALISA


TERAPI PSIKOANALISA

Tokoh yang paling terkenal dari teori psikoanalisa atau psikoanalitik adalah Sigmund Freud. Psikoanalisa dapat dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode psikoterapi. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek psikoanalitik mencangkup : (1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaran penderitaan manusia; (2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar; (3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa; (4) Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan-kecemasan; (5) Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi.

STRUKTUR KEPRIBADIAN
            Struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem, yaitu id, ego dan superego. Id adalah komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, sedangkan superego merupakan komponen sosial.
Id
            Id adalah sistem kepribadian yang orisinil. Id merupakan tempat bersemayam naluri-naluri. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id tidak bisa menoleransi tegangan, dan bekerja untuk melepaskan tegangan itu segera mungkin serta untuk mencapai keadaan homeostatik. Dengan diatur oleh asas kesenangan yang diarahkan pada pengurangan tegangan, penghindar dari kesakitan, dan perolehan kesenangan, id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai dengan asa kesenangan.
Ego
            Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Tugas utama ego adalah mengantarai naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor. Dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dan berpikir logis serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan. Ego adalah tempat bersemayam inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id. Id hanya mengenal kenyataan subjektif, ego membedakan bayangan-bayangan mental dengan hal-hal yang terdapat didunia eksternal.
Superego
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego merepresentasikan hal yang ideal alih-alih hal yang riel, dan mendorong bukan kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego merepresentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orangtua kepada anak.

TUJUAN-TUJUAN TERAPEUTIK
            Tujuan terapi psikoanalitik adalah membantu kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi efektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui.

TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
            Teknik-teknik pada terapi psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk memahami makna berbagai gejala.
Asosiasi Bebas
            Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lampau, yang dikenal dengan sebutan katarsis. Katarsis hanya menghasilkan peredaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan yang dialami klien, tidak memainkan peran utama dalam proses treatment psikoanaltik kontemporer; katarsis mendorong klien untuk menyalurkan sejumlah perasaannya yang terpendam, dan karenanya meratakan jalan bagi pencapaian pemahaman.
Selama proses asosiasi bebas berlangsung, tugas analis adalah mengenali bahan yang direpres dan dikurung di dalam ketaksadaran. Urutan asosiasi-asosiasi membimbing analis dalam memahami hubungan-hubungan yang dibuat oleh klien diantara peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Penghalangan-penghalangan atau pengacuan-pengacuan oleh klien terhadap asosiasi-asosiasi merupakan isyarat bagi adanya bahan yang membangkitkan kecemasan. Analis menafsirkan bahan itu dan menyampaikannya kepada klien, membimbing klien kearah peningkatan pemahaman atas dinamika-dinamika yang mendasarinya, yang tidak disadari oleh klien.
Penafsiran
            Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. fungsi penafsiran-penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Penafsiran-penafsiran analis menyebabkan pemahaman dan tidak terhalanginya bahan tak sadar pada pihak klien. Penafsiran-penafsiran harus tepat waktu, penafsiran harus disajikan pada saat gejala yang hendak ditafsirkan itu dekat dengan kesadaran klien.
Analisis Mimpi
            Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, dan perasaan-perasaan yang direpresi muncul ke permukaan. Sebeb melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari, diungkapkan.
            Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, dorongan-dorongan seksual dan agresif tak sadar yang merupakan isi laten ditransformasikan isi manifes yang lebih dapat diterima, yakni impian sebagaimana yang tampil pada si pemimpi. Proses transformasi isi laten ke dalam isi manifes yang kurang mengancam itu disebut kerja mimpi. Tugas analis adalah menyingkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat pada isi manifes mimpi.
Analisis dan Penafsiran Resistensi
Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi psikoanalitik, adalah sesuatu yang melawan kelangsunagn terapi dan mencegah klien memukakan bahan yang tak disadari. Selama asosiasi bebas atau asosiasi kepada mimpi-mimpi, pasien bisa menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pemkiran-pemikiran, perasaan-perasaan, dan pengalaman-pengalaman tertentu. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan-perasaannya yang direpresi itu.
Resistensi bekerja secara khas dalam terapi psikoanalitik dengan menghambat klien dan analis dalam melaksanakan usaha bersama untuk memperoleh pemahaman atas dinamika-dinamika ketaksadaran klien. Penafsiran analis atas resistensi ditunjukkan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya. Analis harus membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi-resistensi yang paling kentara guna mengurangi kemungkinan klien menolah penafsiran dan guna memperbesar kesempatan pada klien untuk mulai melihat tingkah laku resistifnya.
Analisis dan Penafsiran Transferensi
            Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembalai masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi-fiksasi dan deprivasi-deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang. Penafsiran hubungan transferensi juga memungkinkan klien mampu menembus: konflik-konflik masa lampau yang tetap dipertahankannya hingga sekarang dan yang menghambat pertumbuhan emosionalnya. Efek-efek psikopatologis dari hubungan masa dini yang tidak diinginkan, dihambat oleh penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dalam hubungan terapeuti dengan analis.

Sumber :
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar