Senin, 19 Maret 2012

Kesehatan Mental


Kesehatan Mental
Istilah "KESEHATAN MENTAL" di ambil dari konsep mental hygiene. Kata mental di ambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo & Latipun,2001:21).
Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti sama halnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga sangat penting dalam fase kehidupan individu. Jika tidak seimbang antara kesehatan mental dengan kesehatan fisik, maka akan terjadi ketidakseimbangan fase hidup individu.
Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
  1. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”. 
  2. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”. 
  3. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.
Pada era yang maju ini, masyarakat terkadang tidak terlalu peka terhadap masalah kesehatan mental yang terjadi disekitar mereka. Bahkan bagi beberapa masyarakat awam, kesehatan mental tidak penting. Seperti data dari World Health Organization memperkirakan masalah gangguan mental meliputi kurang lebih 13% sumber penderitaan di dunia. Penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 15% dari total penduduk. Namun, jumlah ini hanya yang terlihat di permukaan.
Cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental masih dalam spektrum negatif, yang menganalogikan kesehatan mental dengan gangguan mental atau jiwa. Masyarakat Indonesia masih enggan pergi ke psikolog atau psikiater, karena berbagai alasan, seperti takut dianggap gila, malu, ketidakmampuan finansial, dan lain-lain.
Akibatnya, masyarakat secara umum lebih memilih mencari pertolongan kepada pemimpin agama, tokoh spiritual, atau pemimpin masyarakat. Ada pula yang memilih curhat pada teman, atau mendatangi dokter melalui berbagai keluhan fisik. Pada beberapa kasus psikotik akut, keluarga memilih untuk memasung penderita ketika keadaan dan sumber daya tidak memungkinkan. Ada juga yang memang memilih untuk datang ke psikiater atau psikolog, namun sayangnya profesional dalam bidang itu masih kurang mencukupi. Jumlah psikiater di Indonesia hanya sekitar 600 orang, sedangkan psikolog yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan mental juga kecil.


Sumber          :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar